Inflasi Gorontalo Capai 3,56 Persen pada April 2025, Bahan Makanan dan Transportasi Jadi Pemicu Utama

Sabtu, 3 Mei 2025 16:39 WITA | Ramansyah

INFOO24JAM.ID, Gorontalo – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Gorontalo mencatat inflasi tahunan (year-on-year) pada April 2025 sebesar 3,56 persen. Kenaikan ini mencerminkan lonjakan harga barang dan jasa secara umum di wilayah Gorontalo dalam kurun waktu satu tahun terakhir, terhitung sejak April 2024.

Berdasarkan kelompok pengeluaran, Makanan, Minuman, dan Tembakau menjadi penyumbang inflasi tertinggi dengan laju inflasi sebesar 8,20 persen, disusul oleh kelompok Transportasi sebesar 4,97 persen. Kenaikan harga bahan pangan pokok serta biaya transportasi menjadi faktor dominan pendorong inflasi pada periode ini.

Plt. Kepala BPS Provinsi Gorontalo, Dwi Alwi Astuti, menjelaskan bahwa pemerintah daerah perlu mengantisipasi fluktuasi harga, terutama menjelang momen besar seperti hari raya keagamaan dan musim panen. “Lonjakan harga bahan makanan dan transportasi menjadi penyebab utama inflasi dalam beberapa bulan terakhir,” ujar Dwi dalam keterangan resmi, Jumat (3/5/2025).

Selain dua kelompok tersebut, beberapa kelompok pengeluaran lain juga turut memberikan andil terhadap inflasi, di antaranya: Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya sebesar 4,80 persen, Pendidikan sebesar 3,26 persen, Perlengkapan, Peralatan, dan Pemeliharaan Rutin Rumah Tangga sebesar 2,96 persen, Rekreasi, Olahraga, dan Budaya sebesar 2,91 persen, Pakaian dan Alas Kaki sebesar 2,78 persen, Penyediaan Makanan dan Minuman/Restoran sebesar 2,70 persen

Baca juga:

Polisi Ungkap Motif Penganiayaan dengan Sajam di Kos Ceria

Sementara itu, kelompok dengan inflasi paling rendah tercatat pada Kesehatan sebesar 1,52 persen dan Informasi, Komunikasi, serta Jasa Keuangan hanya sebesar 0,06 persen.

Secara khusus pada April 2025, BPS juga mencatat bahwa kelompok Perumahan, Air, Listrik, dan Bahan Bakar Rumah Tangga memberikan andil terbesar terhadap inflasi bulanan, yakni sebesar 0,80 persen. Kenaikan ini dipicu oleh berakhirnya program diskon tarif listrik, yang menyebabkan tarif kembali ke tingkat normal.

“Pada bulan ini, diskon listrik sudah tidak berlaku lagi, sehingga tarif listrik kembali normal dan memberikan tekanan terhadap inflasi,” jelas Dwi Alwi Astuti.

Baca juga:

Wujudkan Instruksi Presiden, Diskop Makassar Gelar Retreat Pengurus Koperasi Merah Putih

Di urutan berikutnya, kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau menyumbang inflasi bulanan sebesar 0,26 persen. Komoditas yang mendorong kenaikan di kelompok ini antara lain tomat, ikan selar (oci), dan ikan cakalang—bahan makanan yang lazim dikonsumsi masyarakat Gorontalo.

Kelompok Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya juga menyumbang inflasi sebesar 0,12 persen, terutama dari komoditas perhiasan emas dan parfum. “Harga perhiasan emas naik cukup signifikan bulan ini,” tambah Dwi.

Dengan tren inflasi yang meningkat, masyarakat diimbau untuk lebih bijak dalam mengatur pengeluaran, khususnya pada sektor-sektor yang menjadi pemicu utama kenaikan harga.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *