Inspeksi Mendadak DPRD Makassar: Penuhi Janji kepada Pedagang Pasar Sawah
Sulsel
MAKASSAR, INFOO24JAM – Rumah Sakit (RS) Bahagia, Jalan Minasaupa, Kota Makassar mengalami beban utang sebesar Rp 20.493,947 pada distributor obat akibat defisit keuangan.
Utang tersebut berdampak pada tertundanya penyediaan beberapa obat-obatan di RS tersebut.
“Sedikit tapi nda mampu bayar, ungkap Distributor Obat Rumah Sakit RS Bahagia yang enggan disebutkan namanya, Rabu (25/06/2026) saat dikonfirmasi.
Menurut Distributor Obat RS Bahagia, Utang RS bahagia mulai dari tahun 2024 hingga 2025 belum dapat melunasi utang tersebut.
“Ini utangnya RS sejak 2024 dilock, dari tanggal 23/07/2024 sebesar 8,498,160, tanggal 08/08/2024 sebesar 1,710, 022, dan tanggal 09/08/2024 sebesar 1,901, 219 serta tnggal 05/09/2024 sebesar 8,384, 546,” ungkap Distributor melalui nota RS Bahagia Makassar.
Hingga saat ini, pihak distributor obat RS tidak lagi memberikan pesanan obat sebelum utang tersebut dilunasi.
“Tidak mungkin kita layani sebagai distributor,” ucapnya
Tidak hanya itu, salah satu pasien Rumah Sakit (RS) Bahagia di Minasa upa, Sahran Ishak Maddanatja menyampaikan keluhannya terkait ketersediaan obat di apotek yang sebelumnya sering dikomsumsi untuk pemulihan.
Ia mengatakan bahwa beberapa pekan, ia mengonfirmasikan kepada apotik rumah sakit apakah obat tersebut sudah ada atau belum. Namun pihak rumah sakit hanya memberi janji dan akan mengonfirmasikan kepada pasien tersebut apabila stok obatnya sudah tersedia.
“Itu obatnya tidak lengkap kalau kesanaka na janji jeki sedangkan resep dokter di anjurkan untuk mengonsumsi itu obat dengan lengkap, ucap Sahran Ishak.
Tidak hanya itu, Sahran sangat kecewa dengan pelayanan RS Bahagia karena tidak mendapat pelayanan yang sesuai dari pihak rumah sakit.
“Na janji mau na kabari tapi buktinya saya yang komfirmasi itu duluan adami obatku atau tidak,” ucapnya.
Ia menilai sistem pelayanan tersebut sangat merugikan pasien, terutama dirinya yang datang dari lokasi yang cukup jauh dengan kondisi belum stabil (sakit epilepsi).
“Baru itu obatku saya tidak bisa habis, haruska konsumsi terus, baru disana pihak apotik hanya sebagianji nakasih (tidak sesuai dengan resep dokter),” ujar Sahran.
Sementara itu, pasien yang memiliki penyakit epilepsi itu hanya diberikan janji dari pihak rumah sakit.
“Na kasih jeka vitamin, bahkan menyalahkan distributor obat yang tidak masuk-masuk kalau kukomfirmasi terus,” tambahnya.
Dari informasi yang di dapatkan, pihak rumah Rumah Sakit Bahagia saat ini diketahui tidak memiliki ketersediaan obat yang lengkap dan mengakibatkan beberapa pasien mengeluh hingga saat ini.
Tidak hanya itu, tenaga medis juga biasanya patungan apabila ada pasien yang sangat membutuhkan obat di apotek.
Bahkan gaji tenaga kesehatan (nakes) dipotong setiap bulan untuk keperluan BPJS Ketenagakerjaan namun pada kenyataannya tidak terdaftar di BPJS ketenagakerjaan dan gaji nakes yang kini terlambat.
Saat ingin menemui direktur, salah satu staf kantor rumah sakit bahagia, Annisa keluar dan mengatakan saat ini direktur rumah sakit tidak ada di kantor dan pihaknya tidak dapat memberikan keterangan kepada media.
“Iye tidak ada direktur begitupun dengan wakil direktur, dirumahnyaki karena baru-baru sudah operasi,” Kata Annisa saat ditemui di depan kantor RS Bahagia.
Hingga berita ini diterbitkan, Direktur Yayasan RS Bahagia, Sukmawati dan Wakil Direktur Umum, Zulkifli belum memberikan keterangan resmi terkait keluhan tersebut saat ingin ditemui. (Anc/Luk)