Inspeksi Mendadak DPRD Makassar: Penuhi Janji kepada Pedagang Pasar Sawah
Sulsel
INFOO24JAM.ID, Jawa Barat – Sebuah video perdebatan antara Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, dan seorang remaja bernama Aura Cinta menjadi viral di media sosial. Debat ini dimulai ketika Aura berani mengkritik kebijakan Dedi terkait penggusuran rumah orang tuanya.
Aura menjadi sorotan setelah video curhatannya di TikTok yang mengeluhkan penggusuran rumahnya. Dedi, merespons dengan mengundang Aura dan warga lainnya yang terdampak untuk berdiskusi. Dalam pertemuan tersebut, Aura menuntut keadilan atas penggusuran yang dianggapnya dilakukan tanpa musyawarah.
Dedi menjelaskan bahwa keluarga Aura tinggal di lahan negara yang seharusnya tidak menjadi tempat tinggal. Saat ini, Aura dan keluarganya terpaksa mengontrak rumah setelah tempat tinggal mereka di bantaran sungai Cikarang, Bekasi, digusur.
Perdebatan semakin memanas ketika Aura mengkritik kebijakan Dedi mengenai larangan wisuda di sekolah. Dia dan ibunya meminta agar acara perpisahan atau wisuda tetap diperbolehkan. Namun, Dedi berpendapat bahwa wisuda di jenjang TK, SD, SMP, dan SMA hanya akan membebani orang tua.
“Di negara mana TK ada wisuda? Hanya di Indonesia. Wisuda untuk siapa? Yang kuliah,” tegas Dedi.
Aura membela pendapatnya dengan menyatakan bahwa wisuda adalah hak semua siswa, terlepas dari kondisi ekonomi. “Semua murid berhak merasakan perpisahan,” ujarnya.
Dedi menanggapi dengan mempertanyakan sumber dana untuk wisuda, yang dijawab Aura berasal dari orang tua. Dia mengingatkan bahwa kenangan indah di sekolah seharusnya bukan dari acara perpisahan, melainkan dari proses belajar itu sendiri.
Meskipun Dedi menekankan pentingnya pengalaman belajar, Aura tetap bersikeras bahwa wisuda adalah momen penting. “Tanpa perpisahan, kita tidak bisa berkumpul dan merasakan momen bersama,” katanya.
Dedi menegaskan bahwa meskipun kritik diperlukan, harus disampaikan dengan cara yang tepat, dan ia berjanji akan membantu memberikan biaya bagi warga yang rumahnya digusur.
Debat ini menarik perhatian netizen, dengan berbagai reaksi terhadap argumen kedua belah pihak. Beberapa netizen mengkritik Aura, sementara yang lain memberikan pandangan beragam terhadap situasi tersebut.
“Anak ini berani berpendapat, tapi perlu pemahaman lebih tentang realitas,” tulis seorang netizen.
Perdebatan ini mencerminkan tantangan dalam memahami kebijakan dan realitas sosial yang dihadapi masyarakat.